Deep-Sea Tailing Placement (DSTP) dalam Proses Penanganan Tailing Hasil Pertambangan untuk Meminimalisir Dampak Negatif Bagi Lingkungan Tambang
Industri pertambangan bertumbuh seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan mineral. Isu lingkungan yang penting di dalam industri pertambangan adalah penanganan tailing. Tailing merupakan produk buangan yang diproduksi dari ekstraksi secara metalurgi untuk mendapatkan mineral tertentu yang berharga(1).Tailing hasil proses pertambangan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan karena sifatnya yang berbahaya dan beracun.Sehingga, penanganan tailing memerlukan perhatian khusus. PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) selanjutnya disebut PT NNT sebagai operator yang melakukan penambangan di Batu Hijau, Sumbawa Barat, Provinsi NTB, Indonesia selalu memperhatikan aspek keamanan dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan menerapkan sistem Penempatan Tailing Laut Dalam/Deep-Sea Tailing Placement (DSTP) dalam penanganan tailing hasil pertambangannya (2).
Deep-Sea Tailing Placement (DSTP) merupakan metode pembuangan tailing dalam perairan yang relative dalam (>100m) melalui pipa di bawah zona eufotik dan tailing akan memiliki aliran gravitasi yang menempatkan tailing di bawah kedalaman 1000 m (1).
Gambar Skematis metode pembuangan tailing (A) Coastal Tailing Disposal ; (B) Submarine Tailing Disposal dan (C) Deep-Sea Tailing Placement (1) |
Penambangan tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) Batuhijau, Sumbawa Barat, mengolah bijih dari batuan induk yang termasuk berkadar rendah (low grade). Dari setiap ton batuan yang diolah hanya menghasilkan 5 kg tembaga dan sekitar 0,5 gram emas, sehingga tailing yang dihasilkan besar. Penempatan tailing di daratan bisa memberikan dampak serius, sehingga penggunaan Deep-Sea Tailing Placement (DSTP) dirasakan paling baik dalam meminimalisir dampak negatif lingkungan dari proses pertambangan (3).
Nurul Tri Alona Sari
Asisten Laboratorium Metalurgi Mekanik
Teknik Metalurgi dan Material 2012
Universitas Indonesia
Referensi
1. Submarine and deep-sea mine tailing placements: A review of current practices, environmental issues, natural analogs and knowledge gaps in Norway and internationally. Ramirez-Llodra, Eva, et al. Marine Pollution Bulletin 97, Oslo, Norway : Elsevier Ltd, 2015. http://dx.doi.orgg/10.1016/j.marpolbul.2015.05.062.
2. PT Newmont Nusa Tenggara. [Online] [Dikutip: 12 Januari 2016.] https://www.ptnnt.co.id/id/pengelolaan-lingkungan.aspx.
3. Lubis, Subaktian. Teknologi Penempatan Tailing ke Dasar Laut:Konsekuensinya terhadap Perubahan Bentuk Dasar Perairan. [Online] Puslitbang Geologi Kelautan, 2002. [Dikutip: 14 Januari 2016.] http://www.mgi.esdm.go.id/content/teknologi-penempatan-tailing-ke-dasar-laut-konsekuensinyaterhadap-perubahan-bentuk-dasar-per
1. Submarine and deep-sea mine tailing placements: A review of current practices, environmental issues, natural analogs and knowledge gaps in Norway and internationally. Ramirez-Llodra, Eva, et al. Marine Pollution Bulletin 97, Oslo, Norway : Elsevier Ltd, 2015. http://dx.doi.orgg/10.1016/j.marpolbul.2015.05.062.
2. PT Newmont Nusa Tenggara. [Online] [Dikutip: 12 Januari 2016.] https://www.ptnnt.co.id/id/pengelolaan-lingkungan.aspx.
3. Lubis, Subaktian. Teknologi Penempatan Tailing ke Dasar Laut:Konsekuensinya terhadap Perubahan Bentuk Dasar Perairan. [Online] Puslitbang Geologi Kelautan, 2002. [Dikutip: 14 Januari 2016.] http://www.mgi.esdm.go.id/content/teknologi-penempatan-tailing-ke-dasar-laut-konsekuensinyaterhadap-perubahan-bentuk-dasar-per
Komentar